Donasi Anda menjadi setetes air kehidupan bagi yang memerlukan. Puluhan anak yatim dan anak kurang mampu kini sedang menimba ilmu di Madrasah Arrafiiyah. Uluran tangan sangat mereka nantikan. Donasi bisa disampaikan langsung ke Yayasan Arrafiiyah, atau melalui Bank Mandiri Rekening Nomor 133-00-0567361-1 a/n AKBAR, Drs. H - Konfirmasi ke 08159244764
Bulan : OKTOBER 2010
01 01-10-2010 Hamba Allah ................................................. 100.000,-
02 08-10-2010 Hamba Allah ................................................... 50.000,-
03 10-10-2010 H. Herry Sachrat ............................................. 50.000,-
04 13-10-2010 Hamba Allah ................................................. 200.000,-
============> Jumlah ............................................... Rp 400.000,-
ayat-ayat kauniyah
mengungkap tanda-tanda kebesaran Allah yang terhampar di alam semesta
Sabtu, 09 Oktober 2010
Selasa, 24 Agustus 2010
0019 - BELATUNG, SI PENGUNGKAP TABIR KEMATIAN
Tubuh laki-laki itu terbujur kaku di kamarnya. Tidak seorangpun yang tahu apalagi menyaksikan kematiannya, sampai-sampai bau busuk dari sang mayat menyeruak keluar jendela dan pintu.
Para petugas semuanya mengenakan masker untuk menghindari terhisapnya bau racun tersebut. Kapan, mengapa dan bagaimana ia meninggal tak ada satu orangpun yang bisa menjelaskan, hanya ditemukan ribuan belatung menggeliat di tubuh mayat tersebut.
Dapatkah makhluk kecil tersebut menyingkap tabir dibalik misteri kematiannnya?
Keberadaan belatung di mayat dapat membantu mengungkapkan banyak hal seperti waktu kematian, penyebab kematian bahkan identitas mayat dan pelaku pembunuhan.
Ternyata hewan kecil yang menjijikkan bagi sebagian orang tersebut berperan besar dalam penyelidikan forensik, dalam ilmu entomologi forensik, belatung dianggap sebagai "amazing insect".
MENGENAL LEBIH DEKAT BELATUNG
Belatung sebenarnya adalah larva lalat, kutu dan kumbang. Umumnya larva hidup sebagai parasit dan merusak jaringan makhluk lain, dan kebanyakan belatung yang terdapat pada mayat yang terpapar berasal dari larva lalat.
Kenapa belatung sering ditemukan pada mayat?
Karena mayat mengeluarkan bau busuk terutama ketika terpapar udara bebas, maka lalat, kutu atau kumbang sebagai makhluk yang paling doyan dengan bau-bau busuk merasa terpanggil untuk mendekat dan melekat kemudian meletakkan telurnya pada bagian tubuh mayat, nah telur tersebut menetas dan mengeluarkan larva yang lazim disebut belatung.
Bukan hanya mayat yang digemari para larva ini, mahkluk yang masih hiduppun bisa menjadi rumah favorit bagi belatung, sebagai contoh kisah yang masih hangat seorang bocah, Ummi Darmiati di daerah Mamuju yang berjuang melawan rasa sakit akibat serangan belatung-belatung ganas yang bersarang di tubuhnya.
KERJASAMA TIM FORENSIK DENGAN BELATUNG
1. Saat menghembuskan nafas terakhir
Memastikan waktu kematian tanpa ada saksi tentu sangat sulit, paling tidak memperkirakan dengan melihat keadaan mayat. Misal kekakuan mayat, lebam pada mayat dll. Belatung dapat memberikan kontribusi untuk perkiraan waktu kematian.
Caranya : memeriksa alat pernafasan belatung, sebab alat pernafasan ini terus mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Tentu saja yang bisa mengetahuinya adalah para ahli forensik.
2. Perpindahan mayat
Belatung dapat membantu menentukan apakah lokasi ditemukannya mayat sama dengan lokasi kematian.
Caranya : mencocokkan jenis belatung atau serangga lain yang ditemukan di tubuh mayat dengan tipe lalat atau serangga lain yang hidup di sekitar lokasi ditemukannya mayat.
3. Identitas mayat
Seringkali ditemukan tubuh mayat sudah tak berbentuk, sulit dikenal atau tanpa petunjuk identitas yang jelas. Sebagai contoh, mayat yang harus digali dari kuburan untuk sebuah visum. Untuk memastikan identitas mayat tersebut, belatung sangat berperan.
Caranya : karena kebisaan belatung yang mencerna jaringan tubuh mayat, maka saluran cerna belatung diperiksa melalui tes DNA untuk proses identifikasi. Selain itu belatung juga memakan cairan sperma atau cairan vagina, sehingga selain identifikasi korban belatung dapat juga digunakan untuk mencari identitas pelaku dalam kasus kekerasan seksual.
4. Mencari Penyebab Kematian
Untuk yang satu ini, belatung benar-benar unjuk gigi, sebab mengungkap misteri penyebab kematian bukanlah hal yang mudah.
Caranya : Bagian tubuh mayat yang menjadi tempat paling favorit berkumpulnya belatung merupakan sebuah petunjuk penting. Belatung umumnya paling menyukai hidup dibagian mata, hidung, telinga, mulut. Intinya bagian berlobang dari tubuh, karena belatung suka kegelapan di lobang
Bagaimana jika belatung ditemukan pada bagian tubuh yang lain? Nah ini dia petunjuknya.
* Apabila belatung ditemukan di lengan misalnya, maka diidentifikasi ada luka di lengan, sebab luka yang mengeluarkan darah merupakan hal yang amat menarik dan disukai para belatung sehingga mereka berkumpul dibagian luka tersebut.
* Demikian juga bila belatung ditemukan di bagian kemaluan dan anus, padahal bagian ini termasuk tempat yang tidak disukai belatung (tahu diri juga nih makhluk), tetapi jika ada bau-bau khusus yang menarik mereka untuk berkumpul disana (misal bau cairan sperma dan vagina) maka belatung akan banyak ditemukan didaerah ini, jadi dapat diidentifikasi bahwa sebelum kematian terjadi kekerasan seksual.
* Bahkan, jika ada kecurigaan keracunan pun, dapat diketahui melalui belatung yaitu belatung di ekstraksi dan dilakukan uji racun ( toksikologi).
Mahkluk kecil ini ternyata sangat bermanfaat dalam usaha mencari kebenaran, tapi sepertinya dalam aplikasi penyelidikan di Indonesia belum terlalu dimanfaatkan.
Para petugas semuanya mengenakan masker untuk menghindari terhisapnya bau racun tersebut. Kapan, mengapa dan bagaimana ia meninggal tak ada satu orangpun yang bisa menjelaskan, hanya ditemukan ribuan belatung menggeliat di tubuh mayat tersebut.
Dapatkah makhluk kecil tersebut menyingkap tabir dibalik misteri kematiannnya?
Keberadaan belatung di mayat dapat membantu mengungkapkan banyak hal seperti waktu kematian, penyebab kematian bahkan identitas mayat dan pelaku pembunuhan.
Ternyata hewan kecil yang menjijikkan bagi sebagian orang tersebut berperan besar dalam penyelidikan forensik, dalam ilmu entomologi forensik, belatung dianggap sebagai "amazing insect".
MENGENAL LEBIH DEKAT BELATUNG
Belatung sebenarnya adalah larva lalat, kutu dan kumbang. Umumnya larva hidup sebagai parasit dan merusak jaringan makhluk lain, dan kebanyakan belatung yang terdapat pada mayat yang terpapar berasal dari larva lalat.
Kenapa belatung sering ditemukan pada mayat?
Karena mayat mengeluarkan bau busuk terutama ketika terpapar udara bebas, maka lalat, kutu atau kumbang sebagai makhluk yang paling doyan dengan bau-bau busuk merasa terpanggil untuk mendekat dan melekat kemudian meletakkan telurnya pada bagian tubuh mayat, nah telur tersebut menetas dan mengeluarkan larva yang lazim disebut belatung.
Bukan hanya mayat yang digemari para larva ini, mahkluk yang masih hiduppun bisa menjadi rumah favorit bagi belatung, sebagai contoh kisah yang masih hangat seorang bocah, Ummi Darmiati di daerah Mamuju yang berjuang melawan rasa sakit akibat serangan belatung-belatung ganas yang bersarang di tubuhnya.
KERJASAMA TIM FORENSIK DENGAN BELATUNG
1. Saat menghembuskan nafas terakhir
Memastikan waktu kematian tanpa ada saksi tentu sangat sulit, paling tidak memperkirakan dengan melihat keadaan mayat. Misal kekakuan mayat, lebam pada mayat dll. Belatung dapat memberikan kontribusi untuk perkiraan waktu kematian.
Caranya : memeriksa alat pernafasan belatung, sebab alat pernafasan ini terus mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Tentu saja yang bisa mengetahuinya adalah para ahli forensik.
2. Perpindahan mayat
Belatung dapat membantu menentukan apakah lokasi ditemukannya mayat sama dengan lokasi kematian.
Caranya : mencocokkan jenis belatung atau serangga lain yang ditemukan di tubuh mayat dengan tipe lalat atau serangga lain yang hidup di sekitar lokasi ditemukannya mayat.
3. Identitas mayat
Seringkali ditemukan tubuh mayat sudah tak berbentuk, sulit dikenal atau tanpa petunjuk identitas yang jelas. Sebagai contoh, mayat yang harus digali dari kuburan untuk sebuah visum. Untuk memastikan identitas mayat tersebut, belatung sangat berperan.
Caranya : karena kebisaan belatung yang mencerna jaringan tubuh mayat, maka saluran cerna belatung diperiksa melalui tes DNA untuk proses identifikasi. Selain itu belatung juga memakan cairan sperma atau cairan vagina, sehingga selain identifikasi korban belatung dapat juga digunakan untuk mencari identitas pelaku dalam kasus kekerasan seksual.
4. Mencari Penyebab Kematian
Untuk yang satu ini, belatung benar-benar unjuk gigi, sebab mengungkap misteri penyebab kematian bukanlah hal yang mudah.
Caranya : Bagian tubuh mayat yang menjadi tempat paling favorit berkumpulnya belatung merupakan sebuah petunjuk penting. Belatung umumnya paling menyukai hidup dibagian mata, hidung, telinga, mulut. Intinya bagian berlobang dari tubuh, karena belatung suka kegelapan di lobang
Bagaimana jika belatung ditemukan pada bagian tubuh yang lain? Nah ini dia petunjuknya.
* Apabila belatung ditemukan di lengan misalnya, maka diidentifikasi ada luka di lengan, sebab luka yang mengeluarkan darah merupakan hal yang amat menarik dan disukai para belatung sehingga mereka berkumpul dibagian luka tersebut.
* Demikian juga bila belatung ditemukan di bagian kemaluan dan anus, padahal bagian ini termasuk tempat yang tidak disukai belatung (tahu diri juga nih makhluk), tetapi jika ada bau-bau khusus yang menarik mereka untuk berkumpul disana (misal bau cairan sperma dan vagina) maka belatung akan banyak ditemukan didaerah ini, jadi dapat diidentifikasi bahwa sebelum kematian terjadi kekerasan seksual.
* Bahkan, jika ada kecurigaan keracunan pun, dapat diketahui melalui belatung yaitu belatung di ekstraksi dan dilakukan uji racun ( toksikologi).
Mahkluk kecil ini ternyata sangat bermanfaat dalam usaha mencari kebenaran, tapi sepertinya dalam aplikasi penyelidikan di Indonesia belum terlalu dimanfaatkan.
Sabtu, 21 Agustus 2010
0018 - KEUNIKAN LETAK MATA HEWAN DAN KEGUNAANNYA
Mata gunanya untuk melihat. Tapi tahukah Anda bahwa ada binatang yang sama sekali tidak mempunyai mata dan sebaliknya ada binatang yang matanya sampai delapan buah?
Tuhan telah mengaturnya. Mata makhluk ciptaannya itu disesuaikan dengan kegunaannya. Oleh karena itu kemampuan dan penempatannya disesuaikan dengan kebutuhannya.
Ada yang diciptakan-Nya untuk malam hari ada yang untuk siang hari atau untuk kedua-duanya. Ada yang untuk keperluan penyerangan atau sebaliknya ada yang untuk membela diri. Masing-masing itu memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Bajing / Tupai
Mata Bajing atau Tupai terdapat di kedua sisi kepalanya, dan berada pada kedua pipi-pipinya yang bentuknya melandai ke depan dan menyerupai kerucut. Dengan demikian ia memiliki pandangan yang tajam ke arah depan.
Akan tetapi letak mata itu cukup dekat dengan pangkal kepalanya sehingga melalui kepalanya itu sambil lari memanjat pohon ia dapat melihat melalui punggungnya apakah ada yang mengejar atau tidak.
Atau sambil lari di atas tanah ia dapat melihat ke atas untuk mengawasi burung elang yang mengejarnya. Akan tetapi disamping kelebihannya itu ia mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat melihat dengan mudah ke arah samping.
Burung Elang. Mata burung Elang memiliki ketajaman penglihatan yang luar biasa untuk berburu. Ia dapat melihat seekor kelinci yang melompat-lompat diantara semak-semak ribuan kaki di bawahnya.
Kelinci. Akan tetapi si kelinci yang diburu itu memiliki mata di kedua belah kepalanya yang tempatnya sedemikian rupa sehingga dapat melihat elang yang memburunya dan yang sedang menukik untuk menyambarnya. Sekarang tinggal binatang yang mana yang beruntung.
Burung Hantu. Burung Hantu memiliki mata yang letaknya tidak seperti mata burung pada umumnya yaitu di kiri kanan kepala, akan tetapi di bagian depan mukanya. Penglihatannya sangat tajam dan dapat mengamati mangsanya dengan jelas dalam keredupan maupun dalam kegelapan malam.
Akan tetapi untuk menentukan tempat mangsanya ia lebih mengutamakan pendengarannya. Ia dapat menentukan dengan tepat posisi tikus dari suara dedaunan yang terusik oleh gerakan tikus mangsanya itu.
Burung hantu sebagai pemburu pada malam hari memiliki mata yang besar sekali, sedemikian besarnya sehingga bola matanya tidak dapat digerakkan di dalam rongga matanya itu.
Untuk menengok ke samping ia harus memutarkan lehernya dan ia dapat melakukannya sampai menengok ke belakang sekalipun. Selain dari pada itu matanya itu tajam sekali sehingga di dalam cahaya redup, dimana mata manusia tidak dapat malihat apapun, ia dapat menemukan mangsanya.
Burung Robin. Burung Robin, sejenis burung Murai yamg ada di Eropa tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas yang berada beberapa cm di depannya. Agar dapat medilihat jelas, mangsanya itu harus berada pada jarak yang agak jauh.
Untuk dapat melihat mangsanya, misalnya seekor cacing, ia berdiri tegak dan menggerakkan kepalanya ke arah belakang, sehingga matanya itu ada pada jarak “dapat melihat”.
Rupanya seperti orang yang rabun dekat, untuk melihat benda dengan jelas (misalnya untuk dapat membaca) orang rabun dekat itu harus menjauhkan benda itu beberapa cm dari padanya.
Kucing. Kucing adalah binatang piaraan yang sangat kita gemari. Ia termasuk binatang “noctural” yaitu binatang yang memburu mangsanya baik pada siang hari maupun pada malam hari.
http://wb5.itrademarket.com/pdimage/27/1105027_persian-cat.jpg
Oleh karena itu mata kucing bisa menyesuaikan diri baik untuk siang hari maupun untuk malam hari. Biji matanya (pupil) tidak bundar sebagaimana kebanyakan binatang- lainnya, melainkan lonjong (oval). Pada malam hari bentuk yang lonjong itu terbuka melebar sedang pada cahaya yang kuat atau terang mengecil sampai menjadi bentuk celah.
Mata seekor kucing akan berpijar (seperti menyala) bila disoroti cahaya lampu yang kuat, karena dibagian belakang matanya itu terdapat lapisan selaput yang bekerja seperti cermin yang memantulkan kembali cahaya yang mengenainya. Selain daripada itu didalam matanya itu terdapat sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya yang redup. Akan tetapi sel-sel itu tidak dapat membedakan warna alias buta warna.
Ikan. Kedua mata kita itu merupakan suatu kesatuan, melirik bersama-sama ke arah yang sama dan melihat benda yang sama pula. Demikian pula pada mamalia dan burung. Akan tetapi tidak demikian halnya pada ikan, terutama ikan yang pipih, yang matanya itu terdapat di kiri dan kanan kepalanya.
Pada kelompok ikan (demikian juga pada bunglon) kedua mataya itu bekerja masing-masing dengan bebas, tidak tergantung satu sama lain, misalnya mata kiri mengarah ke depan sedang mata kanan mengarah ke belakang.
Dengan demikian penglihatannya itu dapat mencakup jarak dan daerah pandang yang luas, karena dapat melihat kepada dua arah yang berbeda secaara simultan. Ikan tidak memiliki kelopak mata, jadi tidak dapat berkedip (selalu melotot). Dengan demikian air selalu dapat membersikannya dan karena itu matanya selalu bersih.
Laba-Laba. Mata laba-laba merupakan suatu gabungan beberapa mata. Setiap mata memiliki lensa dan sel penerima berkas cahaya sehingga tampak seperti faset yang terpisah-pisah dan biasanya tersusun dalam kelompok-kelompok atau rumpun-rumpun pada punggung kepalanya.
Laba-laba yang menangkap mangsanya dengan jaringnya dan menunggu mangsanya terperangkap, tidak begitu bergantung pada penglihatannya seperti laba-laba pemburu. Oleh karena itu baginya tidak menjadi masalah sifat rabun dekatnya itu.
Laba-laba pemburu mempunyai rumpun mata yang terdiri dari delapan buah mata yang terdapat pada punggungnya. Tiap-tiap mata dilengkapi lensa dan sel-sel yang dapat menangkap berkas cahaya.
Walaupun tidak ada seekor laba-laba yang dapat melihat dengan jelas suatu benda yang letaknya pada jarak lebih dari 30 cm, laba-laba pemburu itu dapat mengikuti gerakan sekecil apapun dari bayangan mangsanya yang berpindah-pindah dari satu mata ke mata berikutnya.
Tuhan telah mengaturnya. Mata makhluk ciptaannya itu disesuaikan dengan kegunaannya. Oleh karena itu kemampuan dan penempatannya disesuaikan dengan kebutuhannya.
Ada yang diciptakan-Nya untuk malam hari ada yang untuk siang hari atau untuk kedua-duanya. Ada yang untuk keperluan penyerangan atau sebaliknya ada yang untuk membela diri. Masing-masing itu memiliki kekurangan dan kelebihannya.
Bajing / Tupai
Mata Bajing atau Tupai terdapat di kedua sisi kepalanya, dan berada pada kedua pipi-pipinya yang bentuknya melandai ke depan dan menyerupai kerucut. Dengan demikian ia memiliki pandangan yang tajam ke arah depan.
Akan tetapi letak mata itu cukup dekat dengan pangkal kepalanya sehingga melalui kepalanya itu sambil lari memanjat pohon ia dapat melihat melalui punggungnya apakah ada yang mengejar atau tidak.
Atau sambil lari di atas tanah ia dapat melihat ke atas untuk mengawasi burung elang yang mengejarnya. Akan tetapi disamping kelebihannya itu ia mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat melihat dengan mudah ke arah samping.
Burung Elang. Mata burung Elang memiliki ketajaman penglihatan yang luar biasa untuk berburu. Ia dapat melihat seekor kelinci yang melompat-lompat diantara semak-semak ribuan kaki di bawahnya.
Kelinci. Akan tetapi si kelinci yang diburu itu memiliki mata di kedua belah kepalanya yang tempatnya sedemikian rupa sehingga dapat melihat elang yang memburunya dan yang sedang menukik untuk menyambarnya. Sekarang tinggal binatang yang mana yang beruntung.
Burung Hantu. Burung Hantu memiliki mata yang letaknya tidak seperti mata burung pada umumnya yaitu di kiri kanan kepala, akan tetapi di bagian depan mukanya. Penglihatannya sangat tajam dan dapat mengamati mangsanya dengan jelas dalam keredupan maupun dalam kegelapan malam.
Akan tetapi untuk menentukan tempat mangsanya ia lebih mengutamakan pendengarannya. Ia dapat menentukan dengan tepat posisi tikus dari suara dedaunan yang terusik oleh gerakan tikus mangsanya itu.
Burung hantu sebagai pemburu pada malam hari memiliki mata yang besar sekali, sedemikian besarnya sehingga bola matanya tidak dapat digerakkan di dalam rongga matanya itu.
Untuk menengok ke samping ia harus memutarkan lehernya dan ia dapat melakukannya sampai menengok ke belakang sekalipun. Selain dari pada itu matanya itu tajam sekali sehingga di dalam cahaya redup, dimana mata manusia tidak dapat malihat apapun, ia dapat menemukan mangsanya.
Burung Robin. Burung Robin, sejenis burung Murai yamg ada di Eropa tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas yang berada beberapa cm di depannya. Agar dapat medilihat jelas, mangsanya itu harus berada pada jarak yang agak jauh.
Untuk dapat melihat mangsanya, misalnya seekor cacing, ia berdiri tegak dan menggerakkan kepalanya ke arah belakang, sehingga matanya itu ada pada jarak “dapat melihat”.
Rupanya seperti orang yang rabun dekat, untuk melihat benda dengan jelas (misalnya untuk dapat membaca) orang rabun dekat itu harus menjauhkan benda itu beberapa cm dari padanya.
Kucing. Kucing adalah binatang piaraan yang sangat kita gemari. Ia termasuk binatang “noctural” yaitu binatang yang memburu mangsanya baik pada siang hari maupun pada malam hari.
http://wb5.itrademarket.com/pdimage/27/1105027_persian-cat.jpg
Oleh karena itu mata kucing bisa menyesuaikan diri baik untuk siang hari maupun untuk malam hari. Biji matanya (pupil) tidak bundar sebagaimana kebanyakan binatang- lainnya, melainkan lonjong (oval). Pada malam hari bentuk yang lonjong itu terbuka melebar sedang pada cahaya yang kuat atau terang mengecil sampai menjadi bentuk celah.
Mata seekor kucing akan berpijar (seperti menyala) bila disoroti cahaya lampu yang kuat, karena dibagian belakang matanya itu terdapat lapisan selaput yang bekerja seperti cermin yang memantulkan kembali cahaya yang mengenainya. Selain daripada itu didalam matanya itu terdapat sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya yang redup. Akan tetapi sel-sel itu tidak dapat membedakan warna alias buta warna.
Ikan. Kedua mata kita itu merupakan suatu kesatuan, melirik bersama-sama ke arah yang sama dan melihat benda yang sama pula. Demikian pula pada mamalia dan burung. Akan tetapi tidak demikian halnya pada ikan, terutama ikan yang pipih, yang matanya itu terdapat di kiri dan kanan kepalanya.
Pada kelompok ikan (demikian juga pada bunglon) kedua mataya itu bekerja masing-masing dengan bebas, tidak tergantung satu sama lain, misalnya mata kiri mengarah ke depan sedang mata kanan mengarah ke belakang.
Dengan demikian penglihatannya itu dapat mencakup jarak dan daerah pandang yang luas, karena dapat melihat kepada dua arah yang berbeda secaara simultan. Ikan tidak memiliki kelopak mata, jadi tidak dapat berkedip (selalu melotot). Dengan demikian air selalu dapat membersikannya dan karena itu matanya selalu bersih.
Laba-Laba. Mata laba-laba merupakan suatu gabungan beberapa mata. Setiap mata memiliki lensa dan sel penerima berkas cahaya sehingga tampak seperti faset yang terpisah-pisah dan biasanya tersusun dalam kelompok-kelompok atau rumpun-rumpun pada punggung kepalanya.
Laba-laba yang menangkap mangsanya dengan jaringnya dan menunggu mangsanya terperangkap, tidak begitu bergantung pada penglihatannya seperti laba-laba pemburu. Oleh karena itu baginya tidak menjadi masalah sifat rabun dekatnya itu.
Laba-laba pemburu mempunyai rumpun mata yang terdiri dari delapan buah mata yang terdapat pada punggungnya. Tiap-tiap mata dilengkapi lensa dan sel-sel yang dapat menangkap berkas cahaya.
Walaupun tidak ada seekor laba-laba yang dapat melihat dengan jelas suatu benda yang letaknya pada jarak lebih dari 30 cm, laba-laba pemburu itu dapat mengikuti gerakan sekecil apapun dari bayangan mangsanya yang berpindah-pindah dari satu mata ke mata berikutnya.
0017 - KEINDAHAN MATA SERANGGA
Serangga adalah sejenis hewan kecil. Dia bisa disukai dan juga dibenci. Tapi ada bagian dari tubuhnya yang menyimpan keindahan dan menarik untuk dilihat. Misalnya kupu-kupu, keindahan motif dan warna sayapnya yang membuat orang tertarik, tapi itu masih bisa dilihat dengan mata telanjang.
Sesungguhnya masih banyak bagian tubuh serangga yang menyimpan keindahan. Tapi karena amat kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Berikut beberapa foto hasil shooting dengan macro zoom dibagian mata serangga yang bisa anda nikmati keindahannya.
Sesungguhnya masih banyak bagian tubuh serangga yang menyimpan keindahan. Tapi karena amat kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Berikut beberapa foto hasil shooting dengan macro zoom dibagian mata serangga yang bisa anda nikmati keindahannya.
Jumat, 20 Agustus 2010
0016 - PERLUKAH MENGGANTIKAN GMT DENGAN MECCA MEAN TIMA ?
Peresmian jam raksasa Mekkah pada awal Ramadhan 1431 H, pada 11 Agustus 2010, membangkitkan kembali keinginan sebagian ulama Islam, terutama di negara-negara Arab, untuk menjadikan Mekkah sebagai pusat waktu. Beberapa argumentasi diajukan, antara lain bahwa Mekkah dianggap sebagai Pusat Dunia, setidaknya kalau dilihat dari distribusi sebaran benua.
Sebenarnya proyek tersebut cenderung bersifat ”mercusuar” dengan menjadikannya jam terbesar di dunia dengan beberapa keunggulan lainnya. Tetapi tidak memuat konsep waktu yang berbeda dari yang saat ini diterima secara internasional.
Benar Mekkah sebagai tempat Ka’bah menjadi pusat perhatian Ummat Islam karena menjadi kiblat saat shalat dan menjadi pusat ibadah haji. Tetapi, secara fisik geografis tidak ada keistimewaan yang mendukung untuk menjadikannya sebagai rujukan waktu atau sebagai meridian utama (Prime Meridian). Secara geografis, kalau Mekkah menjadi meridian utama (garis bujur 0), maka garis tanggal internasional pada garis bujur 180 derajat akan memotong Alaska dan terlalu jauh kalau harus dibelokkan ke Selat Bering. Itu berdampak kurang bagus, karena Kanada dan Alaska yang satu wilayah daratan terpaksa harus berbeda hari. Misalnya, di Alaska Senin sedangkan di Kanada masih Ahad. Sehingga untuk mewujudkannya jelas tidak mungkin akan mendapatkan persetujuan internasional. Masalah waktu tidak mungkin diatur secara sepihak, perlu konvensi internasional. Untuk memahaminya, kita harus melihat sejarah konvensi waktu internasional yang merujuk pada waktu rata-rata Greenwich.
Greenwich Mean Time (GMT, Waktu Rata-rata Greenwich) adalah rujukan waktu internasional yang pada mulanya didasarkan pada waktu matahari di Greenwich yang kemudian didasarkan pada jam atom. Sistem waktu yang mapan tersebut mempunyai sejarah panjang yang didukung konvensi internasional dan kajian ilmiah untuk penyempurnaannya. Sampai pertengahan abad 19, masing-masing negara menggunakan sistem jam matahari sendiri dengan menggunakan meridian masing-masing. Meridian adalah garis hubung utara-selatan yang melalui zenit yang dilintasi matahari saat tengah hari. Untuk jaringan transportasi kereta api jarak jauh yang mulai berkembang saat itu, pembuatan sistem waktu baku antarwilayah diperlukan. Tanpa sistem waktu yang baku, jadwal kereta api bisa kacau ketika memasuki wilayah yang menggunakan sistem waktu berbeda. Hal itu terutama dirasakan oleh jaringan kereta api di Kanada dan Amerika Serikat.
Kebutuhan sistem waktu baku tersebut yang mendorong Sir Sandford Fleming, seorang teknisi dan perencana perjalanan kereta api Kanada mengusulkan waktu baku internasional pada akhir 1870-an. Gagasan itu kemudian dimatangkan dalam Konferensi Meridian Internasional di Washington DC pada Oktober 1884 yang dihadiri perwakilan 25 negara (Austria-Hungaria, Brazil, Chile, Kolombia, Costa Rica, Perancis, Jerman, Inggris, Guatemala, Hawii, Italia, Jepang, Liberia, Meksiko, Belanda, Paraguay, Rusia, San Domingo, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Amerika Serikat, Venezuela, dan Salvador).
Kesepakatan pokok (konvensi) pada konferensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bersepakat menggunakan meridian dunia yang tunggal untuk menggantikan banyak meridian yang telah ada.
2. Meridian yang melalui teropong transit di Observatorium Greenwich ditetapkan sebagai meridian nol.
3. Semua garis bujur dihitung ke Timur dan ke Barat dari meridian tersebut sampai 180 derajat.
4. Semua negara menerapkan hari universal.
5. Hari universal adalah hari matahari rata-rata, mulai dari tengah malam di Greenwich dan dihitung 24 jam.
6. Hari nautika dan astronomi di mana pun mulai dari tengah malam.
7. Semua kajian teknis untuk mengatur dan menerapkan sistem desimal pembagian waktu dan ruang akan dilakukan.
Butir ke-2 tidak mendapat kesepakatan bulat. San Dominggo menentang. Perancis dan Brazil abstain.
Saat ini sistem waktu telah ditetapkan dengan 24 waktu baku, secara umum setiap perbedaan 15 derajat garis bujur, waktunya berbeda 1 jam. Dalam pelaksanaannya, waktu baku tersebut disesuaikan dengan batas wilayah agar tidak memecah waktu di suatu wilayah. Pada 1928, dalam konferensi astronomi internasional, berdasarkan kajian soal waktu, maka penamaan GMT diubah menjadi Universal Time (UT). Rujukan waktunya tetap jam matahari, sehingga tergantung rotasi bumi yang sebenarnya tidak konstan. Pada 1955 ditemukan jam atom Caesium yang lebih stabil, sehingga selalu ada perbedaan dengan UT, walau dalam skala yang sangat kecil dalam orde milisecond (seperseribu detik). Pada akhir 1960-an sampai awal 1970-an banyak dilakukan kajian soal waktu yang sinkron antara UT dan jam atom. Saat ini UT bukan lagi murni didasarkan pada jam matahari, tetapi berdasarkan jam atom yang disinkronkan dengan konsep jam matahari. Namanya menjadi UTC (Universal Time, Coordinated), nama kompromi dari usulan dua bahasa: bahasa Inggris “CUT” untuk “coordinated universal time” dan bahasa Perancis “TUC” untuk “temps universel coordonné”.
Dari sejarah panjang GMT tersebut, kita bisa faham bahwa konvensi waktu baku internasional didasarkan pada kebutuhan untuk mensinkronkan jadwal aktivitas manusia yang bersifat lintas negara. Apalagi saat ini, jadwal penerbangan memerlukan pengaturan waktu yang sangat akurat. Sistem waktu GMT atau UTC yang sudah mapan saat ini tidak mungkin lagi diubah, misalnya dengan MMT (Mecca Mean Time). Tidak ada alasan fisis – teknis yang mendasarinya, selain ghirah (semangat) keagamaan. Juga tidak ada alasan yang mendukung penyatuan waktu ibadah ummat Islam, karena pada dasarnya waktu ibadah bersifat lokal dan sudah tercukupi dengan menggunakan sistem waktu internasional yang telah ada.
0015 - HEWAN-HEWAN YANG TERLIHAT TIDAK BERBAHAYA NAMUN MEMATIKAN
Dilihat dari bentuknya, memang tidak keliatan berbahaya. Tetapi sebenarnya binatang ini sangat beracun. Sumber racunnya bearada di ujung pangkal mulutnya dan racunnya lebih dari cukup untuk membunuh hanya dalam waktu 4 menit saja. Racun tersebut ditembakkan seperti panah yang bahkan mampu menembus baju selam yang cukup tebal.
Efeknya apabila korban terkena racun ini adalah syaraf-syaraf didalam tubuh akan menjadi malfungsi, sang korban akan menjadi beku seketika dimana tidak ada satupun otot yang akan bisa digerakkan. Ada kabar yang mengemukakan bahwa racun dari binatang ini dikembangkan oleh CIA untuk digunakan sebagai senjata pelumpuh.
Poison Arow Frog. Kodok yang lucu ini tidak terlihat ganas, tetapi sangat mematikan. Bayangkan saja kodok ini dapat membunuh hanya dengan sentuhan saja. Racunnya terletak di kelenjar kulit pada kodok tersebut. Apalagi kodok ini dapat melompat sejauh 2 meter. Kata-kata yang cocok jika bertemu kodok ini adalah “Touch It and You Will Be Dead".
The Lazy Clown. Binatang ini hidup di hutan amazon, selatan Brazil. Binatang ini adalah anggota dari serangga “Lonomia”. Nama asli dari hewan ini adalah Taturana Tatarana.
Binatang sejenis ini banyak kita jumpai di pohon-pohon tetapi ini berbeda dari ulat pohon biasa. Duri di tubuhnya sebanyak ratusan dimana didalam duri tersebut menyimpan racun "ANTICOAGULANT". Racun ini bisa memecah belah dan menghancurkan susunan sel darah kita.
Stone Fish. Binatang ini bisa dibilang sangat tidak agresif, tidak seperti hewan pembunuh pada umumnya. Dia biasanya hanya berdiam diri saja, tidak melakukan apa-apa selain berenang. Tetapi racun pada duri yang hampir ada pada seluruh tubuhnya juga cukup mematikan.
Efek yang timbul dari racun pada ikan ini juga mengerikan. Apabila sang korban terkena racunnya, korban tersebut akan sangat tersiksa dan korban akan berpikir lebih baik mengamputasi bagian tubuhnya yang terkena racun tersebut daripada tersiksa
Box “COFFIN” Jellyfish. Nama latin dari binatang ini cukup keren, yaitu Chironex Fleckeri. Binatang ini adalah merupakan ubur-ubur kecil yang berukuran sekitar 40cm. Binatang unik ini mempunyai 24 pasang mata dan pada tentaclenya membawa ribuan dosis Nematocyst.
Apabila terkena racun ini korban akan merasakan seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum kecil, yang akan sangat menyiksa tubuh. Racun hewan ini bisa membunuh dalam hitungan menit atau detik.
Efeknya apabila korban terkena racun ini adalah syaraf-syaraf didalam tubuh akan menjadi malfungsi, sang korban akan menjadi beku seketika dimana tidak ada satupun otot yang akan bisa digerakkan. Ada kabar yang mengemukakan bahwa racun dari binatang ini dikembangkan oleh CIA untuk digunakan sebagai senjata pelumpuh.
Poison Arow Frog. Kodok yang lucu ini tidak terlihat ganas, tetapi sangat mematikan. Bayangkan saja kodok ini dapat membunuh hanya dengan sentuhan saja. Racunnya terletak di kelenjar kulit pada kodok tersebut. Apalagi kodok ini dapat melompat sejauh 2 meter. Kata-kata yang cocok jika bertemu kodok ini adalah “Touch It and You Will Be Dead".
The Lazy Clown. Binatang ini hidup di hutan amazon, selatan Brazil. Binatang ini adalah anggota dari serangga “Lonomia”. Nama asli dari hewan ini adalah Taturana Tatarana.
Binatang sejenis ini banyak kita jumpai di pohon-pohon tetapi ini berbeda dari ulat pohon biasa. Duri di tubuhnya sebanyak ratusan dimana didalam duri tersebut menyimpan racun "ANTICOAGULANT". Racun ini bisa memecah belah dan menghancurkan susunan sel darah kita.
Stone Fish. Binatang ini bisa dibilang sangat tidak agresif, tidak seperti hewan pembunuh pada umumnya. Dia biasanya hanya berdiam diri saja, tidak melakukan apa-apa selain berenang. Tetapi racun pada duri yang hampir ada pada seluruh tubuhnya juga cukup mematikan.
Efek yang timbul dari racun pada ikan ini juga mengerikan. Apabila sang korban terkena racunnya, korban tersebut akan sangat tersiksa dan korban akan berpikir lebih baik mengamputasi bagian tubuhnya yang terkena racun tersebut daripada tersiksa
Box “COFFIN” Jellyfish. Nama latin dari binatang ini cukup keren, yaitu Chironex Fleckeri. Binatang ini adalah merupakan ubur-ubur kecil yang berukuran sekitar 40cm. Binatang unik ini mempunyai 24 pasang mata dan pada tentaclenya membawa ribuan dosis Nematocyst.
Apabila terkena racun ini korban akan merasakan seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum kecil, yang akan sangat menyiksa tubuh. Racun hewan ini bisa membunuh dalam hitungan menit atau detik.
Langganan:
Postingan (Atom)